Karier & Bisnis Yang Menyedihkan...

Pernah Ada yang mengatakan, cinta itu nafsu. Ini adalah ‘ajaran sesat’ dan menipu. Mungkin si oknum yang salah paham dan akhirnya memaknai secara keliru. Berdasarkan contoh-contoh di sekitar kita, maka kita akan maklum bahwa cinta tidaklah begitu. Sebaliknya, cinta itu baik. Indah. Positif. Setidaknya, terdapat 3 jenis cinta yang mengilhami manusia. 


Kurang-lebih begini:
-       -   Apabila Anda melakukan sesuatu karena keinginan-keinginan duniawi, inilah rational love.
-       -   Apabila Anda melakukan sesuatu karena orang-orang yang dicintai, inilahemotional love.
-       -   Apabila Anda melakukan sesuatu karena Tuhan, inilah spiritual love.Mudahnya begini, Anda bekerja bersama Tuhan dan bekerja untuk Tuhan. 


Umpamanya, Anda berkarier. Dan karena berkarier, Anda memperoleh uang, pangkat, harga diri, dan pengakuan masyarakat. Jika ini semua adalah tujuan akhir Anda, maka itulah rational love. Lain ceritanya kalau Anda berkarier dan Anda memasang tekad, segala yang diperoleh dari karier itu untuk menafkahi keluarga. Mulai dari uang sampai nama baik, semuanya untuk keluarga. Dengan kata lain, tujuan akhirnya adalah keluarga. Maka itu adalahemotional love.


Lain lagi ceritanya kalau Anda berkarier dan Anda memasang tekad, segala yang dikerjakan merupakan ibadah kepada Yang Maha Kuasa. Dengan kata lain, tujuan akhirnya adalah Yang Maha Kuasa. Maka itu adalah spiritual love.Ini sesuai dengan petuah Buya Hamka, “Kalau sekadar kerja, kera juga kerja. Kalau sekadar makan, babi hutan juga makan.” Manusia mesti memilikispiritual love.

Dalam berkarier dan berbisnis, selain uang, sudah semestinya kita beroleh hal-hal yang lebih berharga daripada uang. Sibuk-sibuk beraktivitas 8 jam sehari bahkan lebih, harusnya kita juga beroleh keberkahan, keilmuan, pengalaman, persahabatan, nama baik, dan lain-lain. Kalau semata-mata beroleh uang? Itu adalah karier dan bisnis yang menyedihkan. Dapat dipastikan, kelak kita akan menyesal!


Umur Itu Misteri ..........


Umur itu misteri. Kemarin si A yang meninggal. Hari ini si B yang meninggal. Setajir Bill Gates atau Warren Buffet sekalipun, tetap saja bakal meninggal. Karena hidup tidaklah kekal, lebih baik siapkan bekal. Akan lebih menyenangkan jika 8 jam bahkan 24 jam dinilai amal. Bukan sholat saja. Bukan ke rumah ibadah saja.

#KerjaItuIbadah. Itu betul. Sebagai motivator, pernyataan ini sering saya sampaikan ketika mengisi in house seminar atau in house training. Akan tetapi, tentu saja tidak semua kerja bernilai ibadah. Bukan mustahil, seseorang sibuk-sibuk bekerja, namun ternyata nilai ibadahnya sudah memuai dan menguap semua. Kok bisa?



Contohnya saja:
-       Ia curi-curi waktu di kantor. Atau, badannya di kantor, tapi hati dan pikirannya di luar kantor
-       Ia menjelek-jelekkan atasan dan rekan sekantor. Bahkan sering bergunjing tentang kantor.
-       Ia tidak peduli dengan masalah-masalah kantor yang tidak berhubungan langsung dengan dirinya. Dengan alasan beda divisi dan beda KPI, ia enggan menolong rekan sekantor.
-       Ia mementingkan office politic daripada office performance. Ia menjalankan ‘politik kotor’ di kantor.
-       Tidak jarang ia membenarkan dirinya sendiri, menyalah-nyalahkan keadaan, bahkan oprotunis dari setiap keadaan di kantor.
-       Masuknya nyuap, datangnya telat, pulangnya cepat, ngeluhnya tiap saat, kerjanya nyendat-nyendat, dan malasnya berlipat-lipat. Hm, masih ngaku kerja itu ibadah? Hehehe, kalau Anda tidak melakukannya, yah Anda tidak perlu tersinggung.


Ingatlah, kerja hanya akan bernilai ibadah jika kita iringi dengan niat yang benar, sikap yang benar, dan cara yang benar. Bukan sekadar kerja. Demikian pula teman-teman yang masih belajar atau yang sudah berbisnis. Hendaknya semua kesibukan kita terhitung ibadah. Setujukah?

Bangkit



Sungguh, kita mesti berani melompat dan terbang seperti burung. Yang penting, hentakkan kaki dan kepakkan sayap. Berikhtiar sebisanya. Selebihnya? Yah, biarlah Allah yang membantu. Sudah menjadi sunatullah, dari waktu ke waktu yang namanya tantangan dan tekanan, tidak pernah menjadi lebih mudah. Entah kita sebagai entrepreneur maupun sebagai profesional.

Nah, daripada berharap tantangan dan tekanan menjadi lebih mudah, mending berusahalah menjadi lebih tangguh dan lebih sabar. Itu lebih masuk akal. Semoga Allah senantiasa memberi kita ketangguhan dan kesabaran. Aamiin...

Di sekitar kita, begitu banyak orang yang bermimpi besar, sayangnya action-nya tidak sebesar impiannya. Hasilnya? Yah malah nol besar! Mereka tidak tahan terhadap tantangan dan tekanan. Terhadap tantangan dan tekanan, mereka hanya berkeluh-kesah. Sampai-sampai kita muak dan mual mendengar keluhannya. Seperti yang kita ketahui bersama, mengeluh itu melemahkan tubuh dan otak, pun mengusir keberuntungan.

Ketahuilah, sebilah pedang hanya bisa kuat dan tak terpatahkan, kalau ditempa dengan panas dan tekanan yang luarbiasa! Demikian pula dengan manusia, tak jauh berbeda. Agar hebat dan tak terhentikan, manusia perlu ditempa dengan tantangan dan tekanan yang luarbiasa! Simaklah pesan Kelly Clarkson dalam sebuah lagunya, “What doesn't kill you makes you stronger!”

Sejatinya, bagi mereka yang bermental #SangPemenang, kegagalan dan tekanan adalah 'ruang belajar'. Siapa sih yang mau gagal? Nggak ada. Tapi kalau sudah terjadi dan tak bisa dihindari, yah lebih baik mempersiapkan diri. Belajar. Alih-alih berkeluh-kesah, ayo belajar dan bangkit!



Saya tahu waktu Anda sangat berharga. Karena itu saya pilihkan video istimewa yang telah ditonton lebih dari 60.000 kali di YouTube. Sempatkan 2 menit sampai 5 menit untuk menontonnya.



Sumber : http://trainingmotivasikorporat.blogspot.com/2015/05/bangkit.html?m=1