Marketing atau Operasional, Mana Yang Lebih Penting?




Dalam sebuah bisnis yang baik ada 2 hal penting yang harus anda perhatikan. Yaitu aktifitas / proses Marketing dan Operasional. Kedua proses ini haruslah berjalan secara seimbang dan bersama-sama.
Kalau salah satu dari aktifitas ini tidak berjalan seimbang akan menimbulkan masalah di dalam bisnis anda. Namun sayangnya, banyak para pebisnis cenderung lebih memprioritaskan salah satu dari proses bisnis ini.

  1. Marketing Kuat dan bagus, tetapi Operasional belum Siap
Dalam kondisi ini boleh jadi marketing anda bagus, promosi anda gencar, sehingga brand anda banyak dikenal oleh konsumen. Namun ternyata operasional anda belum siap, pelayanan terhadap konsumen rendah, dan sehingga konsumen anda banyak komplain. Hal ini menjadi sangat bahaya sekali ketika produk/jasa anda dikenal banyak orang, namun semakin banyak orang yang komplain terhadap pelaksanaan pelayanan anda. Maka anda justru lebih dikenal sebagai bisnis/produk/pelayanan yang buruk. Ini menjadi boomerang yang berbahaya terhadap bisnis anda.
  1. Operasional Bagus, tetapi Proses Marketing Kurang
Dalam hal ini operasional anda telah didesain dengan sangat bagus sekali, SOP jelas, proses proses bisnis juga berjalan dengan sistem yang bagus. Namun anda lupa dalam mengerjakan aktifitas – aktifitas marketing yang menghasilkan Omzet. Tentu saja hal ini akan merugikan bisnis anda, karena biaya banyak keluar untuk operasional, namun tidak ada omzet
Itulah kenapa kedua proses ini haruslah berjalan beriringan di dalam bisnis anda. Karena kedua proses ini mempunyai peran yang sangat penting. Hal ini tentunya harus disesuaikan dengan tujuan jangka pendek (goal) bisnis anda. Marketing bertugas untuk mencetak penjualan (OMZET) sedangkan operasional bertujuan untuk menjalankan proses bisnis dan mencetak PROFIT.
Begitu juga dalam bisnis broker properti, banyak business owner yang sering kali melakukan kesalahan-kesalahan sebagai berikut :
  1. Melakukan promosi gencar, tetapi tim belum siap memberikan pelayanan yang prima. Sehingga bukan brand positif yang di dapat, melainkan lebih banyak orang komplain terhadap pelayanan kita. Sehingga calon customer yang datang, bukannya menghasilkan penjualan malah kampanye negative yang didapatkan
  2. Banyak melakukan rekruitmen agen baru, tetapi belum siap jenjang pelatihan yang berkesinambungan. Sehingga terjadi banyak keluar masuk (turn over) agen sangat tinggi, yang tentunya ini akan menyebabkan banyak waktu terbuang dan biaya operasional bengkak, tapi gak ada hasil
  3. Kadang juga sebaliknya, terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mendesain SOP yang bagus, Sistem Pelatihan yang bagus, tetapi lupa tidak pernah mengarahkan agen-agen yang ada untuk menambah database calon konsumen yang baru, tidak pernah memperhatikan jumlah pipeline yang dimiliki setiap agennya.
  4. Terlalu berfokus pada sistem/proses bisnis, padahal bisnis belum ada omzet. Terkadang dalam hal ini jika anda terlalu mensistemasi bisnis anda di awal, apalagi terlalu kaku, akan menyebabkan kegiatan Marketing susah bergerak.
So, untuk membangun bisnis broker properti yang besar anda perlu memperhatikan dua komponen ini. Yaitu MARKETING dan OPERASIONAL.
Mana yang Lebih penting ???

By : Nuri Hendra (NRP PROPERTY)
www.infopropertisukses.com

Gali 3 Hal Ini Untuk Memudahkan Closing Properti Anda




Calon konsumen yang sudah datang ke lokasi, biasanya memang sudah minat. Tapi mungkin masih akan membandingkan dengan lokasi-lokasi yang sekitar lokasi Anda. Tinggal sedikit lagi langkah untuk menuju closing. Nah maka galilah 3 hal berikut agar memudahkan closing penjualan Anda, bahkan melipatgandakan segera.
  1. Gali apa yang diinginkannya.
  2. Gali apa yang dibutuhkannya.
  3. Gali seberapa kemampuannya

Untuk menggali 3 item di atas, Anda bisa menggunakan teknik bertanya kepada konsumen Anda. Tanyakan beberapa pertanyaan berikut di bawah ini. Dan setidaknya inilah pertanyaan awal yang akan membuat Anda kembali bertanya atau menangkap apa yang dibutuhkan, diinginkan dan kemampuan konsumen Anda.
  • Sudah menikah? Dengan pertanyaan ini Anda akan tahu calon konsumen Anda sudah menikah atau belum. jika belum, berarti bila ia membeli dengan skema KPR, maka perhitungan pengembalian hanya didasarkan oleh penghasilannya. Bila ia sudah menikah, maka Anda bisa lanjut ke pertanyaan berikutnya misalkan saja menanyakan apakah pasangannya bekerja atau di rumah. Nah… Anda bisa tarik kesimpulan baru, berarti penghasilan bisa joint income suami istri. Anda bisa sampaikan “Bagus pak, joint income suami istri akan mempermudah lolosnya KPR.”. Syukur-syukur konsumen Anda menjawab, “Ah saya gak mau KPR, saya mau cash keras saja!” Naaah…
  • Anaknya sudah berapa? Jawabannya bisa menjadi acuan Anda untuk menentukan tipe rumah yang dibutuhkan atau jumlah kamar yang dibutuhkan. Misal dia memiliki anak 2 orang, maka Anda bisa sampaikan “Wah cocok tuh pak. Kami ada tipe 80 yang bisa diisi 3 kamar.”.  Dan kemudian Anda bisa mengarahkan apa yang dibutuhkannya.
  • Sekarang tinggal dimana? Jawabannya bisa menjadi acuan Anda tentang lokasi Anda. Tanyakan kembali, “Nyaman gak tinggal di sana?”. Bila nyaman, tentu Anda bisa mengarahkan seperti contoh “Di sini kurang lebih sama suasananya dengan lokasi dimana bapak tinggal. Nyaman, bahkan  lebih nyaman pak, karena fasilitas umum di sini bisa dimanfaatkan langsung oleh bapak”.
  • Bekerja dimana? Jawabanya bisa menjadi acuan penggalian lebih dalam lagi, misal kembali bertanya, “kerja di bagian apa?”, atau untuk mengakrabkan diri, “Oooo iya tuh, saya juga punya teman kerja di sana!”.  Anda bisa tebak-tebak berapa penghasilan di kantor tersebut. Cukup untuk membeli rumah Anda atau tidak. Bila cukup, Anda bisa arahkan “Keren tuh pak! Kalau dari kantor bapak, lebih mudah lolos KPR di bank.”
  • Nyari rumah yang harga berapaan? Jawabannya bisa menjadi acuan pertanyaan berikutnya, seperti “kalau boleh tau, penghasilan bapak berapa per bulan?”. Sebagai penjual, kita harus tau bahwa 1/3 penghasilan adalah standar rata-rata angsuran KPR bukan?
Pertanyaan-pertanyaan di atas hanya pertanyaan awal saja yang akan membawa Anda kepada pertanyaan berikutnya dan menggali lebih dalam apa yang menjadi kebutuhan, keinginan dan kemampuan konsumen Anda. Pada prinsipnya, ajak mereka bicara dan carikan solusi bagi calon konsumen Anda. Sebagai seorang penjual, tidak mungkin kita hanya berdiam diri menunggu apa ya yang disampaikan oleh calon konsumen

Sumber : http://yukbisnisproperti.org/2015/09/gali-3-hal-ini-untuk-memudahkan-closing-properti-anda/

Solusi Jitu agar Cepat Jual Properti


Kadang perlu kesabaran dalam menjual properti, gampang-gampang susah. Menjual properti yang berkualitas pun kadang tidak semudah yang dibayangkan. Nah mungkin kiat dibawah ini bisa membantu anda dalam mempraktikan menjual properti secara efektif :
Lokasi dan Lingkungan
Saat memasarkan properti, Anda harus mengeksplorasi lokasi dan fasilitas-fasilitas yang ada. Apakah sudah strategis, misalnya di dekat rumah ada supermarket, sekolah, dan lingkungan yang bagus.

Renovasi
Saat memasarkan produk properti, jangan lakukan renovasi terlalu banyak. Tujuan menjual adalah untuk mendapatkan uang, sedangkan renovasi akan mengurangi keuntungan. Lakukan renovasi cukup membuat rumah tampak indah dilihat.

Harga Kompetitif
Harga yang kompetitif sangatlah berpengaruh, karena harga di bawah pasaran akan merugikan penjual, sementara harga di atas pasaran membuat properti susah untuk terjual. Namun, menentukan harga yang kompetitif bukanlah sesuatu yang mudah. Anda harus mencari info harga properti di wilayah sekitar, lalu menempatkan harga yang kompetitif berdasarkan rumah yang sudah atau sedang dijual. Dalam hal ini, agen properti bisa banyak membantu Anda.

Legalitas Surat
Kelengkapan dan keabsahan surat-surat seperti Girik, Hak Pakai, Hak Guna Bangunan harus diperiksa dengan teliti. Baik pembeli dan penjual juga harus mengerti perbedaan fungsi surat-surat tersebut. Dalam hal ini, jasa notaris bisa digunakan.

Media Promosi
Iklan di koran atau memasang spanduk bukan lagi pemasaran yang optimal. Apalagi sekarang jaman sudah modern dan canggih, segalanya bisa dilakukan dengan teknologi seperti pemasaran lewat media online contohnya Selhos.com

Teknis Pembayaran
Teknis pembayaran sering menjadi masalah, bahkan tak jarang membuat transaksi batal. Untuk mencegah terjadinya masalah dalam pembayaran, sebaiknya gunakan bantuan notaris untuk membuat perjanjian proses pembayaran, seperti berapa kali dan kapan pembayaran dilakukan, serta denda apa yang dikenakan jika salah satu pihak melanggar kesepakatan.

Jasa Agen Properti
Bila penjual yang kurang memahami prosedur penjualan properti, sebaiknya gunakan jasa agen properti untuk menentukan harga yang kompetitif, cara pemasaran yang optimal.
Semoga bermanfaat.